Jalan-Jalan ke Kuto Besak Bumi Sriwijaya

Kota Palembang yang berada di Sumatera Selatan makin mempercantik diri terlebih karena dijadikan tempat penyelenggaraan Asian Games 2018. Beragam destinasi wisata disajikan di sini, mulai kuliner, wisata alam, hingga tempat perbelanjaan tradisional dan modern. Tempat wisata berbasis sejarah menjadi pilihan utama wisatawan. Secara histori Palembang pernah menjadi ibukota Kerajaan Sriwijaya yang mendominasi Semenanjung Malaya pada abad ke-9. Juga berdasarkan prasasti Kedukan Bukit (di Bukit Siguntang) pada 16 Juni 688 Masehi menjadikan Palembang menjadi kota tertua di Indonesia. Bumi Sriwijaya ini juga mendapat julukan Venics of the East (Venesia dari Timur).

Mendarat di Airport Sultan Mahmud Badarudin II langsung disuguhi oleh aneka ragam hasil karya anak Bumi sriwijaya yang didisplay di area bandara. Di sekitaran lorong bisa kita saksikan songket yang dipajang di almari ukir. Untuk mendapatkan makanan khas, kita bisa langsung menemukannya di rumah makan area bandara, mulai pempek, model, tekwan, dan pindang. Kita pun bisa mengabadikan gambar dengan background rumah adat lengkap dengan pernak-pernik asesoris Palembang.

Asian Games membawa perubahan fasilitas kota, utamanya untuk moda transportasi. Kemudahan itu dengan dibangunnya stasiun LRT (Light Rail Trainset) di dalam Bandara. Yang biasanya untuk menuju kota Palembang harus mengeluarkan sedikitnya Rp 100.000 ribu untuk 1 jam perjalanan dengan Taksi. Sekarang cukup dengan Rp 10.000 sudah bisa menuju pusat kota Palembang.

Dari Stasiun Bandara saya menuju Stasiun Bumi Sriwijaya. Begitu turun, bisa langsung jalan kaki menuju Palembang Icon Mall. Jika belum memiliki banyak referensi penginapan, kita bisa booking hotel di sekitar Palembang Icon. Selain Palembang Icon Mall yang bisa dijadikan tujuan berbelanja, bisa juga ke Palembang square. Di dalam kawasan ini juga ada hotel IDR 300, cafe-cafe, resto yang menyajikan makanan jawa. Bahkan di salah satu cafe menyediakan tahu petis merah dengan cita rasa khas daerah Palembang.

Di tengah kota ini kita bisa mengunjungi beberapa tempat wisata dalam sehari. Jarak antardestinasi bisa dijangkau dengan jalan kaki.  Jika kita start dari Bandara kita bisa memilih LRT tujuan Stasiun Ampera. Sampai di sini kita bisa jalan menjangkau beberapa tempat seperti Jembatan Ampera yang berada di atas Stasiun, Masjid Agung Sultan Mahmud Badarudin I, MONPERA (Monumen Perjuangan Rakyat), Museum Sultan Mahmud Badarudin II, Benteng Kuto Besak sebagai wajah depan kota Palembang tepat di pinggir Sungai Musi. Jika ingin melanjutkan ke Pulau Kemaro, kita bisa sewa boat antara Rp 200.000- Rp 300.000. Di tempat ini terdapat vihara Cina (klenteng Hok Tjing Rio) yang dibangun tahun 1962, makam putri Palembang, Siti Fatimah. Di sini terdapat Pagoda berlantai 9 yang dibangun tahun 2006.

Jika ingin berbelanja murah harga merakyat, kita bisa memilih destinasi pasar rakyat, seperti Pasar 26 Ilir sebagai pusat pempek dan makanan khas dengan harga kompetitif dan rasa berkelas. Atau ke pasar 16 Ilir yang berada di bawah Jembatan Ampera. Di sini kita bisa mendapatkan kain tenunan mulai harga Rp 50.000. Saat musim durian kita pun bisa mendapatkan durian dengan harga sangat terjangkau kualitas legit di Pasar Kuto. Selain LRT, kita bisa menggunakan moda transportasi masa seperti Angkutan dalam kota atau Trans Musi. Dengan Trans Musi kita cukup membayar Rp 5.000 sudah bisa keliling kota.

Saat malam kita bisa menikmati desiran angin Musi di Convention Dermaga. Di sini disajikan menu kontemporer khas. Sambil menikmati alunan musik cafe, kita bisa berfoto berlatarkan jembatan Ampera. Jembatan yang menghubungkan Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini ada sejak zaman Gemeente Palembang tahun 1906. Destinasi ini bisa dijadikan salah satu referensi kunjungan wisata Guru dan Tenaga Kependidikan SMAN 1 Glagah.

(kontributor: Elvry)

 

Bagikan :

WeCreativez WhatsApp Support
Assalamualaikum....