Kalau lawatan ke kampus-kampus sebelumnya membuat para peserta didik SMAN 1 Glagah Banyuwangi kurang begitu rileks, kali ini kunjungan ke ISI (Institut Seni Indonesia Yogyakarta) justru sebaliknya. Peserta didik dan guru malah betah berlama-lama di Aula Kampus ISI Yogyakarta. Pasalnya, pihak pengelola kampus tidak hanya menyuguhkan profil kampus dan segudang prestasi yang telah diraih seperti yang dipamerkan kampus-kampus favorit sebelumnya, mereka juga memutarkan film buah karya mahasiswa ISI. Tak kurang seperti cuplikan film ‘Garuda di Dadaku’, film bertemakan olah raga sepak bola yang sempat viral beberapa tahun belakangan merupakan karya sinematografi besutan mahasiswa ISI Yogyakarta. Film ini dipertontonkan di hadapan 319 rombongan Widya Wisata SMAN 1 Glagah Banyuwangi. Tidak berhenti di situ, tiga film lainnya yang bernuansa sedih dan kocak karya mahasiswa ISI juga dipamerkan.
Yang paling mengesankan tatkala pemandu acara menyuguhkan game online berbasis kuis. Seluruh rombongan Smansa Glagah antusias mengikuti game online Kahoot. Ada 14 kuis yang diajukan kepada peserta game online. Pemenang kuis daring ini memperoleh doorprize dari pemandu acara.
Untuk mengenal lebih dekat ISI Yogyakarta, berikut merupakan profil kampus seni tertua di Indonesia: Institut Seni Indonesia Yogyakarta atau dikenal dengan ISI Jogja adalah sebuah lembaga pendidikan tinggi seni negeri yang berstatus perguruan tinggi penuh, dan memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan sampai ke jenjang tertinggi dan merupakan perguruan tinggi seni terbesar, tertua, dan terbaik di Indonesia. ISI Jogja dibentuk atas Keputusan Presiden RI No: 39/1984 tanggal 30 Mei 1984, dan diresmikan berdirinya oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, pada tanggal 23 Juli 1984.
ISI Yogyakarta merupakan gabungan dari STSRI “ASRI” (Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia) sejak 1950, ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia) sejak 1963 dan AMI (Akademi Musik Indonesia) sejak 1961 yang memiliki sejarah dan prestasi lebih lama lagi sebelum terbentuknya ISI Yogyakarta.
ISI Yogjakarta merupakan salah satu dari empat perguruan tinggi negeri yang berada di Yogyakarta, selain Universitas Islam Negeri Sunana Kalijaga Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Negeri Yogyakarta. Sementara itu masih ada kurang lebih 59 perguruan tinggi swasta yang berada di bawah Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebagai kota budaya dan sekaligus kota pelajar, Yogyakarta memiliki Taman Budaya, Sekolah Menengah Kejuruan Kesenian, Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG) Kesenian, serta sanggar-sanggar seni yang tersebar di seluruh wilayah DIY. Dengan demikian, keberadaan ISI Yogyakarta tidak saja memperoleh manfaat dari lingkungan seni budaya yang subur, namun juga dapat lebih berperan serta dalam membina dan mengembangkan kehidupan seni di Indonesia.
Kampus ISI Jogjakarta berada di atas tanah seluas 18 hektar yang berlokasi di Panggungharjo, Sewon, Bantul, lingkungan perdesaan yang masih hijau, asri dengan udara yang masih segar. Meskipun di lingkungan perdesaan namun mudah dijumpai toko-toko alat tulis dan foto kopi, pasar swalayan, warung makan, dan rumah-rumah kos dengan biaya murah. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi mahasiswa dalam kehidupannya, belajar, dan berkarya.
ISI Jogjakarta menyelenggarakan program S1, S2, dan S3. Program S1 membuka berbagai cabang studi seni yang terbagi dalam tiga fakultas: yakni Fakultas Seni Rupa, Fakultas Seni Pertunjukan, dan Fakultas Seni Media Rekam. Keseluruhannya terdiri atas 11 jurusan dan 12 program studi. Program S2 dan S3 membuka bidang studi Pengkajian dan Penciptaan Seni yang berlokasi di kampus Suryodiningratan Yogyakarta (ISM).