SMAN 1 GLAGAH BANYUWANGI MELAKUKAN STUDI EKSKURSIF KE IPDN JATINANGOR SUMEDANG JAWA BARAT

Usai menelusuri lorong-lorong IPB di Bogor dan City Tour ke Universitas Indonesia serta menikmati panorama Ibu Kota Jakarta, perjalanan rombongan peserta didik dan guru SMAN 1 Glagah Banyuwangi kali ini menuju ke Bandung. Target pertama studi ekskursif ini adalah Kampus IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) yang berlokasi di Jatinangor Sumedang Jawa Barat.

Rombongan yang terdiri atas 319 orang ini sudah stand by di Kampus pencetak pamong praja ini pada pukul 08.00. Sambil menunggu usainya pelaksanaan apel pagi, para murid, guru, dan kru bus beserta personalia biro travel, berselfie dan berwefie ria di Kampus Ikatan Dinas ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tepat pukul 08.30 Dedi Suhendy, S.Sos, bagian personalia dan promosi IPDN, menyambut kedatangan rombongan di Aula IPDN. Dedi menguraikan bahwa Kampus IPDN didirikan pada tahun 1956 di Malang Jawa Timur. Kampus ini dahulunya bernama APDN (Akademi Pemerintahan Dalam Negeri) dengan lama waktu belajar tiga tahun dan alumninya setara dengan lulusan diploma kampus umum. Kini setelah menjadi IPDN, pola belajar menjadi empat tahun setara dengan lulusan sarjana. Hampir keseluruhan aktivitas di Kampus IPDN diarahkan pada kegiatan fisik.

Seluruh ongkos pendidikan mulai dari makan, pakaian, pengasuhan, dan sebagainya hingga lulus, tidak berbiaya alias gratis. Total biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk mendanai seorang praja IPDN dalam setahun, mencapai seratus juta rupiah. Bahkan tidak hanya itu, para mahasiswa atau kalau di IPDN disebut praja, memperoleh uang saku dari masing-masing kabupaten/kota dan provinsi. Tentu besaran perolehan uang saku yang diterima praja IPDN bervariasi, bergantung pada kemampuan masing-masing pemerintah kabupaten/kota dan provinsi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pola pendidikan di IPDN tidak mengenal sistem DO (drop out) atau sistem gugur, yang ada adalah praja bisa tidak naik tingkat atau tidak naik kelas bila melakukan pelanggaran di bidang akademik; sedangkan praja akan dikeluarkan dari kampus jika melakukan pelanggaran berat, seperti menggunakan narkoba, terlibat tindak kriminal dan kekerasan, dan semacamnya.

Lulusan IPDN saat ini diwajibkan ditempatkan di seluruh Indonesia dengan titik fokus penempatan di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Di daerah 3T, alumni praja IPDN mempunyai kewajiban selama dua tahun mengabdi di sana. Setelah dua tahun, mereka diperkenankan mengajukan mutasi ke daerah asalnya masing-masing (ISM).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan :

WeCreativez WhatsApp Support
Assalamualaikum....