SMAN1 Glagah Kedatangan Guru Dari Universiti Sains Malaysia (USM)
Banyuwangi, Selasa (8/5)— SMAN 1 Glagah kedatangan guru dari Universiti Sains Malaysia (USM) sejak tanggal 21 Maret 2018.
Rencananya, Hellen Annes Martin (Prodi Sejarah), Anis Farhana Binti Shamsul Bahrain (Prodi Bahasa Inggris), dan Anis Fakhira Binti Mohamad Khirzani (Prodi Bahasa Inggris) akan mengakhiri masa praktik mengajar pada 11 Mei mendatang.
Sudah dua periode ini UNTAG 1945 Banyuwangi mengadakan kerjasama dengan USM dalam hal penempatan praktik mengajar mahasiswa USM. UNTAG sendiri memilih SMAN 1 Glagah dan SMAN 1 Giri karena lokasinya yang di tengah kota juga situasi pembelajarannya yang kondusif. “Kami tak memilih ditempatkan di sekolah mana, UNTAG yang menempatkan kami di sini karena UNTAG yang bekerja sama dengan Smansa,” jelas Miss Farhana dalam Bahasa Melayu.
Selama mengajar di Smansa, masing-masing dari mereka menemukan suatu kendala. Seperti Miss Farhana dan Miss Fakhira, selaku guru mata pelajaran Bahasa Inggris yang kesulitan menerjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia apabila ada siswa yang tidak paham saat penyampaian materi. Sedangkan Miss Hellen mengaku kendalanya adalah mempelajari lebih dalam tentang materi Sejarah Indonesia.
Miss Farhana menanggapi sistem pembelajaran di sini (Indonesia, khususnya SMA N 1 Glagah-red) berbeda dengan sistem pembelajaran Malaysia. Jika di sini setelah materi yang dibahas selesai diadakan ulangan, berbeda dengan di Malaysia, ulangan dilaksanakan setelah menyelesaikan beberapa materi sekaligus. “Kalau di sini lebih terburu-buru untuk menyelesaikan materi agar bisa diadakan ulangan secepatnya. Guru juga harus memastikan bahwa semua materi sudah tersentuh sebelum ulangan. Kalau di Malaysia tidak, bagi mereka yang belum paham akan diadakan kelas tambahan,” ujar Miss Farhana.
Meskipun demikian, mereka mengaku lebih bersemangat saat mengajar karena sangat terkesan dengan siswa yang aktif dan energik saat pembelajaran berlangsung. Ditambah dengan sikap siswa yang sangat menghormati guru dengan membudayakan tegur sapa dan bersalaman saat bertemu.
Mereka juga memuji guru-guru Smansa yang sangat ramah dan siap membantu satu sama lain, bergurau bersama saat sedang tidak ada jam mengajar. Menurut mereka, berada di dalam ruang guru membuat mereka merasakan arti kekeluargaan. Berbeda dengan saat mereka mengajar di Malaysia. Mereka tidak menemukan hal semacam ini di ruang guru karena setiap guru sibuk dengan urusan masing-masing.
“Smansa memberi banyak pelajaran dan kesan kepada kami. Tentang kekeluargaan, saling menghormati, tolong menolong, dan ramah tamah. Kami merasa terhormat dan bangga ditempatkan di sekolah ini. Semoga Smansa selalu diberkati oleh Tuhan, dan jaya selalu!” ujar Miss Hellen menutup pembicaraan.
[unitegallery SmansaUSM08052018]