Oleh : Panitia IHT
Banyuwangi (28-29/9) SMAN 1 Glagah menyelenggarakan pelatihan bagi guru dan Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dalam In House Training (IHT) dan On the Job Training (OJT) yang bertema “Penguatan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) untuk Mewujudkan Sekolah Adiwiyata Mandiri”. Workshop yang berlangsung di Kalibaru Cottage ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap kesatu, 28-29 September 2019 penyampaian materi oleh H. Saiful Bahri, S.Ag, S.Pd, M.Pd, Direktorat PSMA bagian Tim Pengembang K-13, praktisi pendidikan (guru Bahasa Inggris SMAN 1 Probolinggo), sekaligus konsultan SKS Kementrian Agama RI. Tahap kedua dengan tajuk OJT (On The Job Training) berlangsung pada 30 September 2019 s.d 6 Oktober 2019 di sekolah. Tahap kedua ini sebagai implementasi atas materi yang terangkum dalam sesi kesatu.
Dalam tahap kesatu ini narasumber menyampaikan tentang Penyusunan Soal HOTS dan Model Pembelajaran STEM dan STEAM yang bisa diterapkan oleh semua mapel. Model Pembelajaran ini mematahkan anggapan banyak guru tentang STEM yang hanya sesuai bagi mapel eksak. Informasi ini memberikan pemahaman pada guru, bahwa penerapan model ini bisa diaplikasikan dengan lebih dahulu menganalisis KD (Kompetensi Dasar)- IPK (Indikator Pencapaian Kompetensi) yang disesuaikan dengan jumlah jam pelajaran. Sehingga komponen STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematic) melingkupi langkah-langkah pembelajaran dalam RPP. Model pembelajaran STEM mengikuti design thinking-nya Down M. White, yakni empathize (empati/sikap terhadap masalah)- define (identifikasi masalah)- ideate (mengkomparasikan fenomena dengan realita)- prototype (model)- dan test (evaluasi).
Materi kedua adalah penyusunan soal HOTS (higher order thinking skills) berbasis lingkungan hidup. Kemampuan guru dalam menyusun soal HOTS ini bukan hanya untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi tetapi juga sebagai instrumen dalam mengkaji tingkat kepedulian siswa terhadap lingkungan di sekitarnya. Penyusunan soal didahului oleh analisis terhadap KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) kemudian menurunkan IPK lalu menyusun soal HOTS. Sebuah soal disebut HOTS jika memiliki karakteristik: mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi; berbasis permasalahan kontekstual/trending topik; topik yang tidak rutin.
Pada tahap kedua, yang saat ini masih berlangsung di sekolah merupakan kelanjutan dari materi dalam tahap kesatu. Dalam kegiatan OJT ini, guru dan tenaga kependidikan menerapkan materi IHT. Guru menyusun soal HOTS dan menyunting Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan metode pembelajaran STEM atau STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematic).
Sementara IHT bagi tenaga kependidikan dipandu langsung oleh pengawas wali, Drs. Siswaji, M.Pd sebelumnya beliau juga memberikan materi tentang Komponen SKS. Kepala Sekolah, Drs. H. Mujiono yang juga membuka acara menyampaikan perlunya meningkatkan kompetensi diri dan selalu meng-upgrade pengetahuan dan pemahaman terhadap teknologi. M.Pd.
Pengawas wali menjelaskan tentang program peningkatan prestasi TAS melalui penjaringan tenaga TAS berprestasi yakni seleksi TAS untuk laboran, pustakawan, dan kepala TAS. Kepala sekolah menegaskan perlunya meningkatkan SDM dan pelayanan administrasi demi mendukung kelancaran kegiatan. Tenaga TAS perlu membuat inovasi-inovasi agar siswa dan guru nyaman dalam pelayanan.
Penutupan IHT di Kalibaru pada 29 September 2019 ini ditutup oleh Kepala Cabang Dinas Provinsi Wilayah Banyuwangi, Drs. Istu Handoyo, M.Pd dan Kepala SMAN 1 Glagah Banyuwangi, Drs. H. Mujiono, M.Pd. Kepala Cabang Dinas menyampaikan himbauan agar sekolah bersikap bijak terhadap peraturan pemerintah terlebih saat ini banyaknya seruan pengerahan massa yang bermuatan politik. ASN diharap tetap berpikir positif terhadap kebijakan yang berlaku senyampang hal itu bisa meningkatkan kinerja dan prestasi. Beliau juga berpesan agar guru memetakan peserta didik di sekolah atau di kelas. Sebab setiap individu itu memiliki kemampuan dan keunggulan berbeda. Kepala Sekolah memotivasi guru dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kinerja dan prestasinya demi kemajuan sekolah. Sebab sebuah sekolah dikatakan berhasil dapat diukur dari: input dan output siswa; tenaga pendidik; tenaga kependidikan, staekholder, masyarakat, fasilitas, dan perangkat kurikulum.
Segenap guru dan Tenaga Administrasi berharap agar kegiatan IHT-OJT sebagai bagian dari program tahunan ini berkelanjutan hingga membuahkan produk sehingga bisa untuk meningkatkan kemampuan dan mutu SDM sekolah.